Kamis, 26 Juli 2018

Biografi Jendral Sudirman Singkat, Tokoh Hero Nasional Indonesia

Tags

Biografi Jendral Sudirman singkat - Jenderal Sudirman merupakan seorang tokoh satria nasional Indonesia yang dikenal sebagai seorang perwira tinggi pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Nama aslinya memakai ejaan Soedirman. Ia lahir di Purbalingga pada tanggal 24 Januari 1916 dan lalu meninggal di Magelang pada 29 Januari 1950 di usia yang ke-34 tahun. Kali ini akan dibahas mengenai profil, biodata dan biografi Jenderal Sudirman lengkap.

Biografi Jendral Sudirman


Jendral Sudirman lahir dari keluarga biasa di kota Purbalingga. Ia lahir pada tanggal 24 Januari 1916. Ayahnya berjulukan Karsid Kartawiraji dan ibunya berjulukan Siyem. Ia lalu diadopsi oleh pamannya berjulukan Raden Cokrosunaryo yang seorang priyayi.

Keluarganya lalu pindah ke Cilacap dan Soedirman tumbuh menjadi anak yang rajin serta aktif dalam aktivitas di luar sekolah. Kemampuan pemimpinnya terlihat di organisasi yang ia ikuti. Ia juga dikenal sebagai sosok religius dengan agama Islam dan sering mengikuti aktivitas ormas Muhammadiyah.

Soedirman lalu aktif mengajar sebagai guru. Di tahun 1944, ia bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas. Ia dan rekannya sempat melaksanakan pemberontakan sampai ia diasingkan ke Bogor.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Soedirman melarikan diri dari sentra penahanan. Ia menemui Soekarno dan diberi kiprah mengawasi proses penyerahan diri tentara Jepang di Banyumas. Sebelumnya juga telah didirikan Badan Keamanan Rakyat.

Soedirman bertanggungjawab pada pasukan di divisi V. Pada tanggal 12 November 1945, Soedirman terpilih sebagai panglima besar untuk memilih panglima besar TKR di Yogyakarta. Soedirman lalu memerintahkan serangan terhadap pasukan Inggris dan Belanda di Ambarawa.

(baca juga urutan pangkat TNI)

Soedirman pun menjadi panglima besar dan turut berperan dalam negoisasi dan perjanjian dengan pihak Belanda pasca kemerdekaan. Ada juga menghadapi banyak upaya pemberontakan dan percobaan perebutan kekuasaan pada tahun 1948.

Soedirman juga turut berjuang dikala Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Ia melaksanakan perlawanan gerilya bersama pasukan kecilnya. Soedirman mengkomandoi aktivitas militer di Jawa termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.

Setelahnya, penyakit TBC yang diderita oleh Jenderal Soedirman sebelumnya menjadi kambuh lagi. Meski masih ingin berjuang, Soedirman pun terpaksa harus pensiun dan pindah ke Magelang sebelum akibatnya wafat kurang lebih satu bulan sehabis Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.

Ia meninggal pada tanggal 29 Januari 1950 dikala usianya masih 34 tahun. Penyebabnya ialah penyakit tuberklosis (TBC). Soedirman lalu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Ia pun dianugerahi penghargaan satria nasional Indonesia

(baca juga biografi Ki Hajar Dewantara)

 Jenderal Sudirman merupakan seorang tokoh satria nasional Indonesia yang dikenal sebaga Biografi Jendral Sudirman Singkat, Tokoh Pahlawan Nasional Indonesia

Biodata Jendral Sudirman


Nama lengkap : Raden Soedirman
Tempat lahir : Purbalingga, Hindia Belanda
Tanggal lahir : 24 Januari 1916
Tempat meninggal : Magelang, Indonesia
Tanggal meninggal : 29 Januari 1950 (usia 34 tahun)
Makam : Taman Makam Pahlawan Semaki
Penghargaan sipil : Pahlawan nasional Indonesia

Keluarga Jendral Sudirman

Ayah : Karsid Kartawiraji
Ibu : Siyem
Paman : Raden Cokrosunaryo
Saudara : Muhammad Samingan
Istri : Alfiah
Anak : Didi Sutjiati, Didi Pudjiati, Taufik Effendi, Titi Wahjuti Satyaningrum, Didi Praptiastuti, Muhammad Teguh Bambang Tjahjadi, Ahmad Tidarwono

Jabatan Militer Jendral Sudirman
  • Panglima Besar TKR/TNI, dengan pangkat Jenderal Besar Bintang Lima
  • Panglima Divisi V/Banyumas, dengan pangkat Kolonel
  • Komandan Batalyon di Kroya

Nah demikianlah biografi singkat Jendral Sudirman dalam bahasa Indonesia selengkapnya, Jenderal Sudirman memang dikenal sebagai sosok satria usaha Indonesia, terutama pada masa sehabis kemerdekaan. Namanya pun sekarang banyak diabadikan sebagai nama jalan, sekolah, museum, universitas, monumen, gedung dan lain-lain.

Artikel Terkait