Minggu, 04 Agustus 2013

Ikan Raksasa Panjang 15 Meter Berukuran Dua Kali Bus

Tags

Tips And Trik - Peneliti dari University of Bristol, Inggris, menemukan sebuah fosil ikan raksasa yang berukuran panjang hingga 15 meter. Ukuran itu lebih besar dari hiu dan beratnya hampir sama dengan dua bus panjang, atau tiga gajah Afrika.

Fosil itu ialah Leedsichthys, makhluk raksasa pemakan plankton. Kepunahannya hampir bersamaan dengan hilangnya dinosaurus-dinosaurus di muka Bumi, demikian dilansir Daily Mail, 1 Agustus, 2013.

Para peneliti percaya, ikan raksasa itu bisa tumbuh sekitar sembilan meter pada usia 20 tahun, dan menjadi 16,5 meter pada umur 38 tahun. Jauh lebih besar dari ukuran paus terbesar yang ada pada ketika ini.

Fosil spesies ikan ini pertama kali ditemukan oleh peneliti berjulukan Alfred Nicholson Leeds pada tahun 1886. Tapi, ketika itu sangat sulit mengidentifikasi ukuran panjangnya, sebab fosil-fosil yang ditemukan hanya berbentuk fragmen-fragmen kecil.

Namun, pada ketika ini, para peneliti sudah bisa menyidik potongan-potongan sampel untuk mengetahui umur dan posisi insangnya.

Ikan purba ini diperkirakan mempunyai bobot sekitar 21,5 ton, setara dengan berat dua bus atau tiga gajah Afrika. Ikan yang hanya bisa bertahan hidup hingga usia 40 tahun ini mempunyai verbal lebar, fungsinya untuk menyedot ribuan ikan kecil, udang, dan ubur-ubur.




Ketika pertama kali ditemukan, berdasarkan Profesor Jeff Liston, peneliti dari University of Bristol, bentuk kerangka ikan Leedsichthys sangat buruk. Hanya berupa fragmen-fragmen kecil, sulit untuk mengetahui berapa ukuran yang sebenarnya.

"Tapi, sekarang para peneliti telah bisa mengidentifikasi ikan itu dengan menganalisis tulang-tulangnya, sehingga kami mendapat asumsi umur dan ukuran dari ikan raksasa itu," kata Liston.

Dia menambahkan, keberadaan ikan-ikan berukuran besar sangat penting untuk membuktikan, apakah di zaman dinosaurus dulu plankton-plankton di dalam lautan hari ini sudah hidup.

"Hasil ini mempunyai kaitannya dengan produktivitas biologi di dalam laut, dan bagaimana produktivitas mereka berubah dari waktu ke waktu," tutup Liston.



Artikel Terkait